Minggu, 09 September 2012

Sekolah Lagi...Sekolah Lagi...Asyiik

Senin (10/9) ini adalah hari keempat anakku sekolah. Kami masih belum berani meninggalkannya. Jadi bergantian dengan ayah, aku menunggu di teras sekolah. Pernah hari kedua, ayah yang bertugas menunggui. Kira-kira dua jam berlangsung, merasa haus, ayah meninggalkan sekolah untuk membeli minuman. Rupanya saat itu Wildan menangis dan tidak mau kooperative lagi dengan guru. Wah, kami jadi semakin tidak berani beranjak dari teras hingga dia pulang. Setiap waktu,dia akan menengok melalui jendela untuk memastikan apakah kendaraan masih terparkir di halaman atau tidak. Momen seperti ini mengingatkanku pada adiknya. Dulu ketika pertama kali masuk sekolah Taman Kanak-Kanak, aku harus menungguinya sampai berbulan-bulan. Bahkan bulan pertama, aku harus ikut duduk di kelas bersamanya hahaha. Bulan kedua, cukuplah tas kerjaku yang di kelas bersamanya yang selalu memegang tas itu. Bulan ketiga, aku dan tas boleh di teras sekolah sambil setiap waktu dia mengintip melalui jendela memastikan aku masih ada di sekolahnya. Bulan keempat, kuantar berbaris saja dia mulai tidak mau. Cukup sampai di gerbang, katanya bangga hahaha. Berikutnya, dia ingin naik angkot sendiri ke sekolah. Dan aku mengikuti angkotnya di belakang. Begitulah anak-anakku dengan kekhasan masing-masing. Sekarang Wildan seolah mundur ke belakang. Namun, kami yakin ada waktunya untuk tidak lagi menungguinya di teras sekolah. Saat ini, biarlah seperti ini dulu. Selagi kami masih ada waktu menunggui dan dia mau kembali ke sekolah setelah vakum hampir tiga tahun.