Senin, 15 Februari 2010

Pelajaran Sekolah

Tanggal 10 Februari lalu, usia Wildan persis 14 tahun. Alhamdulillah.......sepanjang usianya, banyak sekali hikmah yang bisa kami ambil. Kehadirannya adalah ayat-ayat Allah yang sangat panjang, yang mesti dihayati dan dijadikan sebagai hikmah. Semoga, hidup yang akan dilaluinya kedepan selalu membawa kebaikan. Amin.

Hadiah istimewa di usia ke 14 ini adalah Wildan mulai menerima pelajaran sekolah setara dengan kelas 3 SD. Ada 10 pelajaran. Olah raga, bina diri, Bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Matematika, Pendidikan Agama Islam, kesenian dan keterampilan, kesehatan, Kewarganegaraan. Tetapi satu hari cukup dua pelajaran saja. Belum ada yang bisa saya ceritakan tentang pelajarannya itu karena mulai diberlakukan hari senin, 15 Fenruari 2010.

Hari ini saya antar-jemput Wildan sekolah. Masa waktu kujemput pulang, Wildan gak segera mau pulang. Dia malah sibuk makan kue sementara saya menunggu di luar ruangan. Satu ruang khusus Wildan berisi 3 siswa dengan tiga guru plus satu guru bantu. Dilihat dari kondisi itu, kurasa pelajaran bisa sangat efektif. Tapi kami para orang tua anak-anak berkebutuhan khusus menyadari betul, bahwa anak-anak kami memiliki kemampuan spesifik. Tidak selalu bisa mengikuti semua pelajaran. hakekat sekolah inklusi adalah memberi pengalaman anak-anak berkebutuhan khusus untuk belajar pada lingkungan yang "normal", sebaliknya bagi anak-anak yang "normal" kehadiran program inklusi adalah memberi pengalaman bahwa disekitar mereka ada anak-anak berkebutuhan khusus. Jadi, kami tidak menuntut apa yang bisa dicapai oleh anak-anak kami harus sama dengan yang lain. Melainkan memang spesifik, dan sesuai dengan kompetensi anak masing-masing.

Saat ini, Diknas sedang membahas tentang model ijazah atau kompetensi ijazah bagi anak-anak berkebutuhan khusus. itu langkah maju sebagai salah satu penghargaan dan pengakuan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Saya pribadi berharap, ijazah atau penentuan kelulusan anak-anak berkebutuhan khusus disesuaikan dengan kompetensi anak, bukan semata-mata kompetensi Sekolah Dasar secara umum. Disinilah tugas orang tua bahu membahu dengan pihak sekolah untuk menemukan dan menumbuh kembangkan kompetensi anak dengan kebutuhan khusus. Kita tunggu saja, bagaimana Diknas mengapresiasi pendidikan anak berkebutuhan khusus. Semoga Allah memberi hidayah dan jalan yang terang benderang.

Tidak ada komentar: