Rabu, 02 Februari 2011

Matur Nuwun, Thank All of You

Sejak blog Wildan mendapat liputan Radar Malang, teman-teman dan handai taulan menjadi aware dengan keberadaan blog tersebut. Gelombang dukungan dari teman-teman dan handai taulan menjadi semangat sekaligus menjadi koreksi kami. Bukan bermaksud lebih dari sekedar expose, sebenarnya liputan Radar Malang (RM) itu melalui proses timbang menimbang dengan sang redaktur.

Begini ceritanya; Suatu sore saya dapat telepon dari redaktur RM yang menyampaikan ide untuk liputan tersebut. Mula-mula saya tidak bersedia karena merasa apa yang telah kami lakukan belum layak sebagai tauladan. Saya diskusikan dengan ayah. Pertimbangan ayah adalah sudah saatnya juga masyarakat mendapatkan informasi yang faktual. Selama ini seolah-olah media massa terlalu “memberi mimpi” kalau mengekspose penyandang autis. Hanya keberhasilan-keberhasilan spektakuler. Padahal, bisa jadi fenomena yang belum “berhasil” juga banyak.

Kasus penyandang autis bermacam-macam. Sama dengan penyakit yang lainnya…..ada gradasi tingkat keparahan. Tentunya ada yang autis ringan, ada pula yang sangat parah. Bahkan ada yang “komplikasi” dengan kekhususan yang lainnya. Misal, ada penyandang autis yang disertai dengan hyperaktif atau hypoaktif. Autis disertai dengan down syndrome. Autis dengan tuna wicara. Autis dengan ….dsb.sederetan kekhususan bisa ditempelkan menyertai penyandang autis. Tapi ada jua penyandang autis yang berbakat (gifted), autis yang jenius, autis yang cerdas……dst.

Perpaduan-perpaduan di atas berkorelasi dengan akselerasi apa yang biasa masyarakat sebutkan sebagai “keberhasilan” setiap anak. Tentunya penyandang autis dengan beberapa kelebihan akan lebih mudah untuk “disembuhkan” (dalam bahasa saya sebenarnya bukan disebut penyembuhan, melainkan menuju “kehidupan normal” dalam kaca mata kebanyakan masyarakat.). Nah, bagaimana dengan anak autis yang justeru disertai dengan beberapa kelemahan?. Apa indikator segala upaya orang tua dikatakan “berhasil”?.

Saudaraku, itulah pertimbangan kami memutuskan untuk menerima tawaran redaktur RM. Wildan, merupakan salah satu penyandang autis yang belum kami temukan apa kelebihan utama yang bisa kami stimulasi demi “keberhasilannya”. Tidak selalu yang kami upayakan mendapatkan hasil yang memuaskan. Namun dalam keterbatasan dan proses tersebut kami memiliki cara untuk mensyukuri dan memandangnya sebagai suatu progress, bukan sebagai suatu akhir dari proses.

Akhirnya, saya menghubungi Redaktur RM. Kami mau diliput dengan catatan liputan tersebut lebih mengekspose blog ini. Semoga dengan bantuan media Surat Kabar, niatan kami untuk berbagi bisa lebih meluas dan dapat diakses lebih banyak orang. Terimakasih kepada Radar Malang dan teman-teman besertai handai taulan yang mendukung kami.

Tidak ada komentar: