Minggu ini Wildan memulai kegiatan baru. Sekolah di SD inklusi. Meskipun letaknya agak jauh dari rumah, sekitar 3 km...Wildan selalu berangkat sekolah dengan riang gembira. Apalagi sepanjang jalan antara rumah dan sekolahnya melewati daerah yang masih bisa dibilang sepi, jauh dari keramaian. Suasana alam masih terasa. Maklum, daerah sepanjang jalan itu adalah daerah yang baru menjadi target pembangunan Kota Batu. Masih banyak sarana prasarana yang baru. Jalan baru, bangunan baru, kantor pemerintahan baru.....Bisa dibilang, melewati daerah tersebut kita masih bisa merasakan kesegaran dan udara yang sejuk. Pemandangan luas. walau mulai muncul beberapa perumahan yang menggusur tanah-tanah produktif pertanian. Suasana pagi dengan ilustrasi jalanan yang kami tempuh ke sekolah, sungguh dinikmati betul oleh Wildan.
Setiap pagi, begitu bangun tidur..tidak peduli bangunnya masih agak petang, Wildan langsung mandi, lalu ganti baju seragamnya!. Bahkan sambil menunggu yang ngantar selesai berdandan, Wildan sudah siap di mobil ha..ha.... Hal yang membuatku paling suka, Wildan selalu disiplin untuk mau sarapan sebelum sekolah dan tentu selalu disiplin cek tasnya sudah ada kue bekal apa tidak ha..ha..
Kegiatan disekolah diikuti dengan gembira. Jam pertama, Wildan akan ikut senam pagi bersama di halaman sekolah. Meskipun gerakan senamnya agak tidak beraturan dan tidak mengikuti persis gerakan sang instruktur...tapi Wildan nampak berusaha mengikuti sesuai dengan musiknya. Terutama saat gerakan tepuk tangan dan berteriak "HHHHUU!". Agak lebay juga karena Wildan terlalu banyak tepuk tangan dari yang seharusnya. Gak apa deeeeeh...yang penting happy. Betul gak?. Cuman saya agak gak enak sama bu guru instruktur niy...karena Wildan nampak menonjol karena paling gede dan gerakannya paling beda....anak-anak yang lain jadi sering menoleh lihat Wildan daripada mengikuti gerakan.
Setelah senam selesai, Wildan masuk kelasnya. Lepas sepatu dan kaos kaki...lalu meletakkan sepatu di rak sepatu. Dimejanya sudah siap buku warna dan aneka pewarna. Kelas yang menyenangkan. Karpet biru di lantai, dinding dengan warna hijau biru yang cerah. Meja belajar yang besar dengan beberapa kursi disekelilingnya, satu alat music (elektone), TV dengan monitor LCD, bola-bola untuk rehap medis, kamar mandi yang bersih dibalik tembok...membuat anak-anak berkebutuhan khusus nampak merasa nyaman. Sebentar lagi Wildan akan melengkapi kelas tersebut dengan komputer. Harapan dengan adanya komputer, Wildan bisa memiliki kegiatan yang lebih variatif. Apalagi pihak sekolah telah menunjuk shadow dari pihak sekolah sendiri yang memiliki kompetensi mengoperasionalkan komputer. Semoga berjalan seperti yang diharapkan. Amiiin.
Selanjutnya, akan kita ikuti bagaimana proses belajar mengajar untuk Wildan. Namun tidak kali ini saya tuliskan karena masih terlalu dini untuk dikomentari. Ada beberapa yang masih perlu dikonfirmasi dan masih dalam proses yang masih sangat dini. Sabar yaaaaa....
2 komentar:
Jadi teringat sebuah cerita.
Suatu hari ratusan penumpang pesawat sedang menunggu kapan mereka akan diberangkatkan menuju kota tujuannya.
Setelah berjam-jam menunggu terdengar beberapa orang mengeluh. Bermacam-macam cara yang mereka ungkapkan. Ada yang memaki-maki, ada yang teriak2 "Gara-gara delay ini saya kehilangan bisnis yang senilai ratusan juta"
Dan akhirnya petugas bandara memberikan informasi bahwa. Penerbangan akan dilaksanakan 1 jam lagi. Beberapa dari mereka masih menunjukkan muka kecewanya.
Singkat cerita, ternyata pesawat yang seharusnya membawa mereka terbang jatuh di hutan. Tak satupun penumpang yang selamat. Apa jadinya jika mereka yang tadi marah-marah, mereka yang kehilangan ratusan jutanya jika dibandingkan dengan nyawa mereka?
Hikmah dari semua ini "Allah maha tahu apa yang kita butuhkan, bukan hanya apa yang kita inginkan".
tetaplah menulis bu..
Masih banyak ibu-ibu yang membutuhkan cerita ibu, semoga selalu bermanfaat.
terimakasih Rendra....menulis dan menulis..itu yg paling "mudah" kita lakukan untuk masyarakat. Semoga kelak..tidak hanya menulis utk anak-anak autis dan keluarganya.
Posting Komentar