Selasa, 06 September 2011

Sholat Idul Fitri Yang Pertama



Selasa (30/09) adalah awal bulan syawal terindah bagi kami. Menutup Romadlon yang juga sangat membahagiakan (karena kembalinya Wildan ditengah-tengah kehidupan kami di rumah Areng-areng, setelah 15 bulan lebih dia di rumah Eyang Ti dan ini tahun pertama Wildan Puasa Romadhon), setelah berusia 15.5 tahun Wildan mengikuti Sholat Idul Fitri!.


Hari itu pagi jam 5 pagi Wildan mandi dalam urutan kedua setelah Eyang Teu (Eyang Makasar yang tahun ini bersama kami Sholat Id di Malang). Seperti biasa, dia memilih baju sendiri. Dia belum tahu kalau akan kami ajak Sholat Id. Lalu bergantian kami mandi, hingga kami semua rapi dengan baju untuk Sholat. Baru deh Wildan kuberi baju koko barunya (Jika Wildan sudah rapi duluan, malah bikin kami panik sebab dia pasti tidak sabar untuk segera berangkat). Supaya mau, saya bilang, "Wildan, ayo pakai baju baru..kita pergi ke kampus, sholat di Lapangan Helly." Pokoknya ada kata-kata "PERGI" hehe. Dengan senang Wildan kenakan bajunya. Itu baju yang dia pilih sendiri ketika kami membeli di Sidoarjo seminggu sebelumnya.




Sampai di UMM, parkiran sudah penuh sehingga ayah meminta kami berempat turun lebih dahulu sementara ayah mencari tempat parkir. Mama dan Eyang Teu gandeng tangan Wildan yang nampak ceria. Adik mencari tempat sholat, sementara Wildan direncanakan ikut dalam shof wanita saja bersama mama dan Ayang Teu. Kami memilih yang paling belakang sebagai jaga-jaga apabila Wildan “trouble”. Tidak lama, sholat dimulai.


Saat sholat, tentu saya tidak bisa kusyu’ karena deg-degan Wildan bikin “ulah”. Rakaat pertama, Alhamdulillah Wildan mengikuti dengan lancar. Takbir, ruku’, dan sujud. Meskipun tidak “tumaknina”, dan Wildan selalu sujud mendahului imam hehehe. Rakaat kedua..nah!. Habis takbir pertama, aman. Takbir kedua...Wildan langsung ruku’....walah...kulirik dia tolah toleh...lalu diam-diam dia ikut sendekap lagi. Takbir ketiga...Wildan langsung ruku’ lagi..hehe..dia tolah toleh..lalu diam-diam ikut sendekap lagi....(mungkin dia mulai bingung hiks.)...Takbir keempat....sebelum kecele ruku’ lagi, Wildan tolah-toleh dulu....hahaha....trus mungkin untuk menutupi malu, dia cium Eyang Teu (pasti Eyang juga jadi tidak kusyu’ deh). Begitulah....hingga dua rakaat ditutup dengan salam, Wildan mengikuti penuh.


Saatnya dengar ceramah. Wildan duduk bersila dengan santai. Tidak “bersuara”, tapi wajahnya penuh dengan senyuman gembira. Eyang juga nampak bahagia karena baru tahun ini bisa Sholat Id bersama Wildan (dapat ciuman lagi hahaha). Mereka berdua nampak mesra. Menjelang akhir ceramah, Wildan menoleh menatap eyang....tiba-tiba dia tersenyum lebar dan sedikit mengangkat pantatnya yang kiri...lalu terdengar “duut!” Aduh mak!...Wildan kentut!. Kami bertiga tertawa...aduh, untung duduk paling belakang dan Wildan duduk ditengah-tengah antara mama dan eyang....untung tidak berbau dan semoga tidak ada yang mendengar .


Saat usai semuanya, kami berjalan bergandengan....adik dan ayah terpisah sudah. Wow.....berjubel orang menuju jalan keluar di jembatan depan kantor satpam. Saya sudah khawatir Wildan akan rewel ditengah-tengah kerumunan itu. Alhamdulillah, ternyata tidak juga. Meski berjubel-jubel, Wildan nampak santai saja..malah beberapa kali dia berjalan di depan kami menerobos mencari jalan. Sampai di tempat parkir yang jaraknya sekitar 100 meter, Wildan tidak rewel sama sekali.

Itulah pengalaman pertama Wildan ikut Sholat Id di usia 15.5 tahun. Selama ini kalau sholat id, mama dan ayah bergantian nemani Wildan melihat Sholat dari dalam mobil saja. Kami selalu mencari tempat sholat id yang terbuka dan bisa dilihat dari lokasi parkiran. Biasanya di halaman SDN Sengkaling karena kami bisa melihat dari parkiran di depan Warung SS (atau depan kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab.Malang). Bukan apa-apa, kami takut perilaku Wildan mengganggu kekusyukan para jamaah sholat. itupula yang menjadi alasan kenapa kami belum memperkenalkan Wildan sholat di masjid.


Saat masih tinggal di Dau, usia Wildan kira-kira 7-8 tahun, dia suka ke musholla dekat rumah. Tapi Wildan tertarik dengan kabel dan microfon. Saat itu, dia suka merebut microfon orang yang sedang berbicara melaluinya. Trus juga Wildan tidak bisa duduk atau berdiri diam. Pasti dia akan jalan-jalan di musholla. Disamping itu hingga sekarang, Wildan masih suka keluarkan gumaman dari mulutnya. Tentu semua itu akan mengganggu konsentrasi para jamaah.

Terimakasih ya Allah, tahun ini kasih sayangMu begitu nyata. Semoga Sholat Idul Adha ke depan dan Sholat Id dari tahun ke tahun selanjutnya Wildan bisa mengikuti. Termasuk puasa romadhon dan sholat fardlu yang masih sangat jelek kwalitas maupun kwantitasnya.

3 komentar:

Nihan mengatakan...

mungkin wildan blm spenuhnya faham, tapi serimg membawanya ke tempat yang bernaung cahaya Illahi akan membuatnya mengenal Allah, dengan caranya sendiri..

Nihan mengatakan...

Maha Besar Allah

Mama Widho mengatakan...

Nihan@..betul..anak autis khususnya Wildan cepat sekali belajar dari pengamatan dan peniruan. Semakn sering dia melihat suatu contoh, semakin banyak keterapilan dan peahamannya. Campur tangan Allah dan atmosfir disekitar tempat-tempat yg baik, pasti akan membantu dia menyerap lbh cepat/berkesan.

Trimakasih dukunganya. Semangat!