Jumat, 16 September 2011

Cabut Uban

Paling “sebel” kalau sudah lihat Wildan kencan dengan Ayah. Soalnya bisa berjam-jam mereka “autis” pada kami. Sibuk kegiatan berdua. Tidak di kamar, di depan TV, di Gazebo, bahkan di dapur!. Walau sesekali terdengar “jeritan” Ayah...atau suara kemarahan Wildan, namun mereka tetap saja lakukan kegiatan tersebut.

Apa siiiiih?

Cari uban!. Nah lho. Wildan paling teliti dan serius kalau sudah cari uban di kepala dan jenggot Ayah. Malah sudah bisa dibilang kecanduan. Begitupula dengan sang Ayah, sehari saja tidak dicabuti ubanya oleh Wildan juga nampak “limbung” hihihihi. Mama pikir-pikir, kegiatan tersebut banyak manfaatnya juga bagi autisme Wildan. Antara lain, melatih kesabaran Wildan, melatih motorik halus Wildan, juga sebagai “teraphy” pusing bagi Ayah hahaha.

Lucu-lucu kisah cabut uban oleh Wildan. Selain ayah, biasanya eyang Teu juga menjadi langganan Wildan. Mereka minta Wildan harus cari yang pendek dan sudah putih. Katanya uban yang seperti itu, bikin guatel. Nah, kalau Wildan berhasil cabut uban yang pendek, dia akan tunjukkan pada ayah atau eyang Teu. Dikumpulkan di tangan beliau. Tapiiii....kalau yang tercabut adalah uban panjang, Wildan akan cepat-cepat membuangnya...hehehe....kalau yang tercabut rambut putih yang ujungnya masih hitam, segera Wilan memotongnya: yang putih ditunjukkan sementara yang hitam cepat-cepat dibuang hahaha...takut dimarahi juga rupanya!.

Hasrat Wildan untuk cabut uban, kadangkala kelewat semangat. Bila ada tamu berambut uban, waduh...kami kewalahan juga menekan keinginan Wildan mencabutinya. Iya kalau tamunya berkenan, kalau tidak khan berabe!. Tamu-tamu yang sudah dekat dengan kami sih kebanyakan maklum. Bahkan malah nawarin Wildan. Tidak jarang para tamu jadi terkantuk-kantuk keenakan dicabuti ubannya oleh Wildan. Bagi yang baru tahu, hati-hati... kalau anda yang beruban kerumah kami, siap-siap melihat Wildan mondar-mandir dengan pinset di tangan. Siap memangsa kepala anda hahaha.

Barangkali, rambut putih membawa sensasi tersendiri bagi Wildan. Suatu ketika kami curiga, kenapa Wildan sembuyi-sembunyi bawa piring kecil isi makanan ke teras. Setelah kami intip, rupanya Wildan lagi asyik cabuti bulu kucing!!!!. Kucing tersebut warna putih. Nah lho...di badan bagian sampingnya sudah botak. Trik Wildan, kucing tersebut diberi makan. Saat makan dengan aman sentosa dia bebas cabuti buku kucing itu. Heran, kucingnya kok ya mauuuuu..meooong.



Kalau kami ajak ke pasar, Wildan juga gatal ingin cabut bulu yang masih ada di daging ayam!. Terutama yang bercokol di sekitar “brutu” dan sayap ayam. Biasanya daerah tersebut memang agak susah dan sering kurang bersih dicabuti oleh para penjual daging ayam. Setiap kali lewat penjual ayam potong, Wildan menunjuk..”Ik..ik..”. tentu saja kularang. Tapi sesekali kuajak berhenti dan dia akan menyempatkan cabut satu dua bulu.

Kupikir-pikir lagi.....apa di rumah kupasang plang “Terima Cabut Uban dan Bulu Putih, Ongkos Rp. 50.000 perjam” yaaaa?????.

3 komentar:

Roy Wirawan Khoe mengatakan...

Benarlah pendapat ini: tidak ada orang yang terlahir tanpa bakat :-)

Mama Widho mengatakan...

Begitu ya, Roy....setiap org terlahir unik dan tepat pada waktunya.

shaziamumtaaz mengatakan...

Pusat Terapi Anak berkebutuhan khusus Rumah Sahabat Yogyakarta melayani deteksi dini tumbuh kembang anak, terapi autism, terlambat bicara, ADHD, Down syndrom, dan lain-lain dengan terapi terpadu, terapi komunikasi, sensori integrasi, terapi perilaku, fisioterapi serta program pendampingan ke sekolah umum. untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi Rumah sahabat di erum Gambiran C 2 UH V, Jl Perintis Kemerdekaan Yogyakarta phone 0274 8267882