Rabu, 05 Oktober 2011

Menu Campuran

Hati-hati bila menata menu makan di meja sebab Wildan tidak bisa membedakan mana yang pas. Seperti malam ini, dipiring Wildan tercampurlah menu bakso dengan langut ikan bakar yang bersantan kental!. Duh...jadi merasa bersalah.

Suatu ketika, Wildan juga akan menyampur menu soto daging dengan urap-urap (daun keniker/daun singkong dengan parutan kelapa). Sayur bening gambas dengan kare ayam, dan atau sup dengan pepes pindang. Nasi goreng dengan gulai terong. Alamak, bagaimana ya rasanya?. Sangat mengherankan, ternyata Wildan tetap saja makan campuran itu dengan lahap!. Duhai kekasihku.

Memang, saya yang seharusnya mengatur menu dengan baik hehehe. Namun kadangkala pusing juga memasak apa karena anggota rumah memiliki kesukaan yang berbeda. Ayah paling suka dengan menu berkuah, terutama bakso dan sup yang mana adik tidak suka bakso dan sayur. Adik sangat maniak dengan menu yang berbahan daging ayam dan bumbu yang berbahan kacang dengan segala olahannya, sementara ayah tidak doyan dengan daging ayam. Wildan dan mama adalah pemakan segala masakan tanpa ada penolakan hehehe. Jadi ada saat mama terpaksa memasak masakan yang tidak padan bila dipadukan. Sementara menu yang semua mau/suka adalah tempe penyet, sate, nasi goreng, dan mie saja.

Diantara menu yang semua dilahap Wildan, ada masakan-masakan favorit dia. Seperti Orem-Orem tahu tempe, bakwan jagung, mendol tempe, dan nasi goreng. Andai setiap hari mama masak empat masakan tersebut, niscaya Wildan tidak akan pernah bosan rasanya. Sayangnya tiga diantara empat menu itu kurang disukai oleh ayah dan adik.
Terhadap menu yang disukai, ada perilaku Wildan yang terlihat lucu menggemaskan. Bila kami mengambil untuk makan, Wildan akan mengawasi dan cepat-cepat menutupnya begitu kami selesai menyendok. Seolah takut habis hahaha. Pernah ada tamu (family) yang kami suguhi menu kesukaan Wildan. Eh, Wildan ikut duduk bersama. Saat salah satu tamu ambil orem-orem, tangannya ditahan oleh Wildan supaya ambilnya tidak kebanyakan! Aduh, bikin malu saja.

Tapi begitulah Wildan. Dia lakukan itu tanpa ekspresi kemarahan dan rasa bersalah. Biasa-biasa saja ekspresinya, seolah itu hal yang wajar dilakukan setiap orang. Padahal, kalau sebaliknya kami lakukan padanya...yaitu menahan dia ambil makanan...dia akan memandang kami, seolah bertanya, “kenapa tidak boleh untukkua????”. Hahaha...ah, autisme.

11 komentar:

bibi mengatakan...

barangkali di perut wildan itu sudah ada filternya buat masing2 menu Bu.. jadi walopun nasi goreng lauk terong tetep aja maknyuss.. ufufufufu.. :P

nsikome mengatakan...

Wahhh....Wildan sih kayaknya type Omnivora sejati tuh, pemakan segala! gak pake milih-milih, hehehe...coba kalau kita kayak dia ya?...

Mama Widho mengatakan...

Bibi@ hahahaha..iya paling ya. Mgkin bukan di perutnya...tp di kerongkongannya itu...atau di mulutnya sdh ada enzim penghancur aneka menu shg lgs diubah mjd homogen...cieeee

Mama Widho mengatakan...

nsikome, betuuuullll...ominvora. Adiknya cenderung "fruitvora" dan "chickenvora" hehehe. Untung mama jg omnivora :)

Anonim mengatakan...

Mo koment jadi bingung bu...soalnya saya juga tergolong type Ibu dan Wildan heheheheee

Mama Widho mengatakan...

Anonim@ maksudnya tipe pemakan segala? hahaha..bersyukurlah kita diberi kemudahan dlm hal makanan.

Hebby mengatakan...

Terharu sekaligus bangga, ya saya bangga dengan anda. Semoga kisah anda menjadi inspirasi bagi ibu2 di Indonesia. Maju terus!

lagi usil mengatakan...

kreatif loh campur2nya. saya dulu kadang makan nasi lauk melon atau mangga hihi...trims dah berkunjung

komunikasi AV mengatakan...

saya jg suka menu campur2, apalgi klo gratis....:)

Mama Widho mengatakan...

Hebby@ terimakasih, say

Mama Widho mengatakan...

Lagi Usil & Komunikasi AV...hehehe...asal pas sj , jgn smp bumbunya "nabrak"...walau gratis...enggaklah yauw..hahaha