Senin, 03 Maret 2008

Catatan tentang Wildan (anak autis yang hobi melukis)

Anakku Super Cuek dan Tidak Mau Kontak Mata dengan Orang Lain.
Wildan Rizqya Lazuardi, anak laki-laki yang lahir di Kota Batu pada tanggal 10 Pebruari 1997. Wildan lahir dengan persalinan normal di usia kehamilan 9 bulan satu hari. Usia saya waktu itu adalah 27 tahun dan usia suami saya terpaut 2 tahun lebih tua dari saya. Bayi Wildan hanya berbobot 2 kg, termasuk kecil dan memang sudah diperkirakan oleh dokter pada masa kehamilan.
Sebagai bayi yang sangat mungil dan sebagai anak pertama, saya belum berani memandikan Wildan sendiri. Sehingga mempercayakan kepada orang lain yang terlatih untuk mememandikannya hingga usia 10 hari.

Perkembangan berat badannya sangat pesat menginjak usia 30 hari. Persis pada usia 50 hari, Wildan nampak gimbul dan dijuluki si bayi No Problemo seperti dalam iklan-iklan. Betapa tidak, minumnya sangat kuat. Karena air susu saya sangat tidak significant untuk membuatnya kenyang, maka Kami memberinya susu formula produksi Md dengan pertimbangan kadar mineral yang lebih tinggi dibandingkan susu formula lain. Pilihan pada Em, Ep, dan Ss sesuai dengan usianya. Porsi Wildan adalah 800 gram habis dalam lima hari.

Perkembangan motorik WRL nampak normal. Usia 6 bulan dia sudah mulai berusaha mengangkat kepala saat dibaringkan. Usia 8 bulan dia sudah bisa duduk. Merangkak juga pada usia yang semestinya. Belum genap setahun dia sudah berdiri merayap. Perkembangan motorik halus juga nampak normal. Memegang benda-benda juga sudah bisa pada usia yang semestinya.

Saat itu, ada satu perilaku WRL yang berbeda dengan bayi kebanyakan, yaitu WRL tidak pernah mau melihat orang-orang yang menggodanya. Bahkan cenderung sengaja melengos saat dipanggil atau ditatap wajahnya. Bayi WRL juga tidak begitu tertarik dengan bunyi-bunyi mainannya tapi dia sangat tertarik pada mainan yang berputar-putar. Bahkan lebih tertarik pada lambaian gordin jendela dan daun-daun yang terhempas angin daripada mainan anak-akan pada umumnya. Perilaku suka mlengos dan tidak mau merespon panggilan itu malah membuat gemess kebanyakan orang. Rasanya semua orang merasa lucu saja ada bayi kok cuek.

KAMI MULAI CURIGA
Sebenarnya, pada usia 11 bulan, WRL mulai berbicara, walau hanya satu kata. Yaitu ”ME” sebagai tanda dia minta minum. Dan pada usia 13 bulan kosakatanya bertambah satu, ”UDAH” bila dia ditatur untuk pipis. Namun, seiring usianya yang bertambah, kosakatanya tidak bertambah. Bahkan lambat laun hilang sama sekali pada usia 16 bulan dan dia hanya mengeluarkan suara saat tertawa dan menangis. Kami mulai khawatir dan semakin khawatir ketika masuk usia 2 tahun, WRL tidak juga berbicara dan semakin cuek dengan bahasa maupun kehadiran orang lain.

Berbagai komentar muncul disekitar kami, hampir semua memberi tanda untuk kebesaran hati, ”biasa..anak laki-laki...telat bicara” atau ”anak laki-laki memang biasanya jalan dulu..gak apa..biasa kok..”. Rasanya hanya Bapak saya (alm) yang sudah melihat adanya ketidak beresan pada diri cucunya. Beberapa kali Bapak mendesak supaya Kami segera memeriksakan WRL pada orang medis. Hal ini bisa kumaklumi, karena sejak Bapak pensiun, Bapaklah yang paling banyak bersama WRL pada saat kami bekerja pagi hingga sore. Tiap pagi, WRL diajak jalan-jalan sama bapak, meyusuri sawah dan taman bunga, lalu singgah di rumah sahabat-sahabat Bapak. Maklum cucu pertama. Apalagi sejak WRL usia 7 bulan, ayahnya berpindah kerja di Makassar dan pulang sebulan sekali, sementara kami tetap di Jawa dan pada saat WRL berusia 19 bulan, dia sudah memiliki adik. Maka perhatiankupun semakin terbagi dan terpecah, maka pelibatan Bapak pada cucu pertamanya itu sungguh suatu anugerah.

Pada saat usia WRL 2 tahun, Kami pindahan ke rumah sendiri, kira-kira 7 km dari rumah orang tua dimana selama ini Kami numpang. Suami memutuskan keluar dari tempat kerja supaya bisa berkumpul satu atap dengan Kami dan memulai usaha sendiri (wiraswasta). Kekhawatiran Kami semakin bertambah manakala WRL tidak menunjukkan kemajuan dalam wicara dan perilaku sosial. Dia juga memiliki kebiasaan-kebiasaan aneh yang bersifat ritual. Misalnya, setelah habis mandi, dia akan lari ke kamar tamu, menempelkan perutnya ke tembok, baru mau pake baju. Bila makan, dimeja makan kecilnya tersusun secara konsisten dengan urutan sebelah kiri tempat sendok, tengah kan minuman, dan sebelah kanan botol susu dengan posisi gambar menghadap dirinya. Pabila kami merubah posisi tersebut, maka WRL akan mengembalikan ke posisi semula.

Kekhawatiran itulah yang kemudian awal dari perjalanan panjang kami bersama Wildan.

4 komentar:

Amia Luthfia mengatakan...

Bu, anak saya juga autis. Dulu saya juga pake susu produk Md dengan semua rangkaiannya mulai dari Em, Ep dst. Saya bukan mau menyalahkan susu, tapi mungkin gak ya krn kandungan mineralnya yg tinggi membuat anak kita jadi autis ?

Unknown mengatakan...

Saya tidak bisa menjawab tepat. Anak-anak kita perlu test untuk mengetahui apa penyebab autismenya. Sepengetahuan sy, belum ada hipotesis yg menyatakan bahwa susu dg mineral tinggi adalah penyebab autisme infatil.

rain mengatakan...

anakku autis jg umurny 4.5 tahun dia juga pandai melukis dia pintar sekali sudah bisa baca berhitung sampai ribuan kesukaan yang monoton suka sekali garuda pancasila oh iya di sekolah di tk A primagama di yogya terapi visit kerumah awal autis susu jg kali karena pencernaan terganggu

TOP KIDS mengatakan...

bu, bolehkah info merk susunya. anak saya juga sepertinya autis. saya ingin tau apakah sama merknya. kalau disingkat gitu saya kurang jelas. bolehkah minta tolong email ke via_luza@yahoo.com. terima kasih banyak.