
Manusia menjadi objek yang paling banyak digambar oleh Wildan. Awalnya, dia gambar manusia tunggal, lambat laun mulai dua manusia dan tiga manusia. Seperti gambar-gambar yang saya unggah hari ini.
Bila diintepretasi "asal-asalan", gambar-gambar tersebut seolah mengesankan perkembangan sosial Wildan atau mengesankan proses penerimaan Wildan akan kehadiran orang lain. Gambar dengan objek tunggal adalah gambaran dunia "kesendiriannya". Gambar dengan objek dua manusia adalah gambaran dia sudah mulai bisa menerima orang lain dalam konteks hubungan antar personal. Sedangkan gambar objek manusia lebih dari dua adalah gambaran keinginan atau kesiapan Wildan hidup bermasyarakat.

Seperti kehidupan Wildan sendiri. Masa-masa "membuka" dunia kesendiriannya, Wildan sangat autistik, berpusat pada diri sendiri, menolak kehadiran orang lain, dan sibuk dengan dunianya seolah tiada orang lain. Keinginan adik (Ghulam) untuk bermain dengannya ditolak mentah-mentah. Saat adik menghampirinya, Wildan pergi. Bahkan tidak jarang sang adik mendapatkan tendangan atau amukan. Beberapa kali kami kecolongan menjaga adik saat secara cepat Wildan membenturkan kepala adik, menendang dada, atau menjambak.

Namun usaha adik yang selalu gigih, dan penuh kasih pada Wildan akhirnya membuahkan buah yang manis. Adik adalah sahabat pertama dan utama bagi Wildan. Tidak jarang adik menghandle tugas kami dan pembantu dalam menjaga Wildan. Menemaninya, membersihkan kotoran, memandikan, menyiapkan makanan, bermain, bahkan juga mengajari keterampilan-keterampilan mengurus diri sendiri (mandi, cebok, memasak). Usaha itu berbuah manis karena Wildan jadi "patuh" pada adiknya. Konsep "patuh" adalah hal yang sangat penting bagi intervensi pada anak autis. Dengan kepatuhannya, kita bisa lebih lanjut "mengarahkan" perilaku anak-anak autis. Saya pernah tulis: adik adalah therapist yang paling significant bagi Wildan.
Sejalan dengan usia dan pengalaman kehidupannya, Wildan juga mulai belajar hidup bermasyarakat. Hal ini berlangsung pesat pada tahun 2004. Dia memiliki "sahabat" di luar keluarga intinya. Masuk dalam kerumunan dan kegiatan warga mulai dilakukan Wildan. Beberapa tetangga mulai berani menerima kehadiran Wildan, dan bahkan mulai melibatkan Wildan dalam kegiatan bersama. Wildan juga nampak enjoy berada ditengah-tengah mereka. Kadang Wildan juga iseng,

Begitulah saya mengaitkan ambar-gambar objek manusia dengan perkembangan kehidupan relationship Wildan.
2 komentar:
saya tunggu karya dik wildan lg bu...ga ada bosennya liat karya adik wildan, dan crita-crita tentang adik wildan..semangatt...
Insya Allah sy lebih rajin tulis tt Wildan. Terimakasih ya mau menunggu hehe
Posting Komentar