(Malam ini ayah minta di upload puisi karyanya untuk Wildan. Goresan perasaanya usai pulang kerja. Katanya saat itu wajah anaknya terbayan terus):
.......
Dalam pelukan pekatnya malam
Aku tunduk dalam diam
Sontak keheningan ini teraduk-aduk
ketika lintasan ingatan pada seraut wajah yang terasa amat dekat dengan sepenggal nyawaku
.......
W i l d a n
anakku
Tanpa ampun rasa rindu ini memenuhi dada dan kepala
Seperti masih baru kemarin kunikmati suara engaumu
Suara yang dapat membuat kepala terasa berat
Berat karena rasa cintaku
Aku rindu dengan suaramu itu
Tak lelah rasanya berusaha mencari di setiap sudut rumah
untuk sekedar mencari bau tubuhmu
terasa "eman" bila bantal bekasmu kubasahi dengan air mata yang akan menghapus bau tubuhmu
Sayang...
Sedang apa kau saat ini?
Ayah kangen
Toh seandainya kamu tidak bisa "normal" seperti anak yang lain,
ayah ingin engkau selalu di sini di rumah ini.
Ayah hanya inginkan itu. Tidak ingin apa-apa.
Tuhan,
bukannya aku tak rindu padaMU
bukannya aku takut untuk menghadapMU
tapi izinkanlah aku selamanya bisa mendampingi dia
selamanya.....
ya, selamanya.
(Hubungan ayah dengan Wildan hanya bisa mereka pahami sendiri. Kadangkala saya iri juga saat Wildan tidak menggubrisku saat ber"mesraan" dengan ayahnya. Dulu, saat Wildan masih suka "mengamuk", ayah selalu siapkan punggungnya untuk dilukai Wildan daripada Wildan melukai dirinya sendiri atau melukai orang lain. Pelampiasan seperti itu bisa meredakan emosi Wildan. Kadang saya juga jengah dengan ide-ide ayah seperti ingin donorkan otaknya pada Wildan. Begitulah ayah......yang dulu sering dibilang teman-temannya sebagai ayah yang jahat. Namun dengan "jahat"nya itu Wildan menjadi bisa banyak hal. Dan terutama Wildan sangat berterimakasih dengan kasih sayang ayah yang hanya terlukiskan pada pandang matanya saat menatap Wildan. Bahasa seorang ayah)
4 komentar:
Tuhan memberkati mama frida sekeluarga^^ semangatt^^
terimakasih supportx
mama frida...
sepintas dulu pernah kudengar ceritamu tentang kakak wildan...
tp maaf mungkin saat itu ceritamu hanya melintas di kuping kiri ke kuping kanan saja..
tp malam ini..
membaca ceritamu dan puisi ayah..
kurasakan betapa dalam cinta mama dan ayah pada wildan...
kutemukan sosok mama prikitiw yang sungguh luar biasa..
jika selama ini kekagumanku hanya tertuju pada prestasimu di kampus yang membuatku merasa iri tak terkira..
maka kini keterpanaanku semakin tak terkira..karena bu frida adalah juga mama yang hebat yang belum tentu aku sanggup mencontohnya..
Bu Mite...baru kutemukan comment ini, setelah 5 bulan...terimakasih dukungannya. Setiap apa yg ada pd diri kita, selalu ada lebih.
Posting Komentar