Selasa, 11 Januari 2010 jelang magrib.....ayah membawa rombongan dari Batu. Kejutan, selain ibuk (nenek) dan adek, Wildan ada diantara rombongan tersebut!. Ini kali pertama Wildan pulang ke areng-areng tanpa rewel. Konon, keinginannya pulang atas kemauan sendiri saat ayah menjemput adek dari liburan di Batu.
Waduh..tak terkira senangnya hati kami semua. Melihat Wildan di rumah, rasanya nafas ini berhenti karena kekhawatiran dia rewel minta balik Batu. Sejak dia masuk rumah dengan ceria, semua orang harus menjaga ucapan dan sikap, jangan sampai ada yang menyinggung soal rumah Batu atau membuat hatinya "tidak berkenan" hehehe.
Wildan masuk rumah. Hal pertama yang dilakukan adalah memeriksa semua ruangan. Lalu dia hidupkan televisi, dan menyiapkan laptop di meja. Beberapa menit kemudian, dia sudah sibuk dengan game di laptop. Malam itu, saya tidak bisa berlama-lama bersamanya. Sebab, sudah ada janjia dengan dokter di Lavalette. Saat pulang dari dokter, pas di Dinoyo 7 km dari rumah ayah sms supaya kami tidak masuk rumah dulu sebab Wildan baru saja rewel minta balik ke Batu dan saat itu sedang "dibaringkan" supaya segera tidur dan melupakan keinginannya. Oalah...repot amat yach :).
Saya pun jalankan mobil pelan-pelan. Mampir beli terang bulan, mampir ke minimarket untuk mengulur waktu. Begitu masuk jalan ke kavling rumah, saya sms ayah memastikan apakah Wildan sudah tidur?. Eh, ternyata belum. Akhirnya mobil saya parkir agak jauh dari rumah, dan pelan-pelan kami lewat belakang rumah langsung ke dapur. Pintu masuk rumah induk hanya satu di belakang. Kami menunggu di dapur. Mata sudah sangat mengantuk, jam 22-an Wildan belum juga tidur. Akhirnya saya tertidur di dapur. Entah berapa menit lamanya, saat kemudian dibangunkan ayah. Sayapun masuk rumah walau Wildan belum tidur. Tapi tidak berani menengok ke arahnya, takut dia mengerti bahwa mobil sudah pulang dan dia minta antar lagi ke Batu. Tidak kuat dengan kantuk dan capek, saya langsung tidur di kamar.
Esok pagi, Wildan kesiangan bangun. Sementara saya siap-siap masuk pagi karena harus cek anak-anak PR yang mau pameran Poster hasil pertanggungjawaban Praktik PR (baca beritanya di: www.umm.ac.id/umm-news-1783-pertanggung-jawaban-praktik-pr-lewat-poster.html). Tentu saya tidak berani membangunkannya. Pelan-pelan kuberbaring sejenak disamping Wildan. Rasanya ingin memeluknya. Posisi tidurnya lucu sekali, menjingkrung hehe. Tidak berapa lama dia bangun, kesempatan segera menciumnya. Lalu saya siap-siap ke kantor. Waktu saya berangkat, Wildan baru saja usai mandi. Kupamiti, dia salim dan cium pipi.
Seharian kemudian, saya menenggelamkan diri dengan tugas-tugas di kampus. Sore jam 16.30 pulang. Malas rasanya karena sudah tahu dari sms ayah, bila Wildan, adek, dan nenek telah kembali ke Batu pagi saat saya di kantor. Masuk rumah jam 17.15, suasana lenggang. Yah, konon Wildan minta ikut kembali ke Batu karena nenek waktu itu akan pulang sebab ada urusan mengerjakan tugas-tugas Koperasi IBU. Begitu Wildan lihat nenek siap pulang, dia segera memberesi barang-barangnya: laptop, buku, dan celana panjang. Semua dimasukkan tas dan dia siap ikut kembali ke Batu. Akhirnya adek juga ikut ke Batu karena masih liburan.
Begitulah, rasanya seperti mimpi saja Wildan pulang...tidur rumah hanya semalam. Saya kecele'. Kupikir si dia sudah mau pulang, ternyata hanya menengok rumah. Bantal dan kasur belum sepenuhnya bau dirinya......
Waduh..tak terkira senangnya hati kami semua. Melihat Wildan di rumah, rasanya nafas ini berhenti karena kekhawatiran dia rewel minta balik Batu. Sejak dia masuk rumah dengan ceria, semua orang harus menjaga ucapan dan sikap, jangan sampai ada yang menyinggung soal rumah Batu atau membuat hatinya "tidak berkenan" hehehe.
Wildan masuk rumah. Hal pertama yang dilakukan adalah memeriksa semua ruangan. Lalu dia hidupkan televisi, dan menyiapkan laptop di meja. Beberapa menit kemudian, dia sudah sibuk dengan game di laptop. Malam itu, saya tidak bisa berlama-lama bersamanya. Sebab, sudah ada janjia dengan dokter di Lavalette. Saat pulang dari dokter, pas di Dinoyo 7 km dari rumah ayah sms supaya kami tidak masuk rumah dulu sebab Wildan baru saja rewel minta balik ke Batu dan saat itu sedang "dibaringkan" supaya segera tidur dan melupakan keinginannya. Oalah...repot amat yach :).
Saya pun jalankan mobil pelan-pelan. Mampir beli terang bulan, mampir ke minimarket untuk mengulur waktu. Begitu masuk jalan ke kavling rumah, saya sms ayah memastikan apakah Wildan sudah tidur?. Eh, ternyata belum. Akhirnya mobil saya parkir agak jauh dari rumah, dan pelan-pelan kami lewat belakang rumah langsung ke dapur. Pintu masuk rumah induk hanya satu di belakang. Kami menunggu di dapur. Mata sudah sangat mengantuk, jam 22-an Wildan belum juga tidur. Akhirnya saya tertidur di dapur. Entah berapa menit lamanya, saat kemudian dibangunkan ayah. Sayapun masuk rumah walau Wildan belum tidur. Tapi tidak berani menengok ke arahnya, takut dia mengerti bahwa mobil sudah pulang dan dia minta antar lagi ke Batu. Tidak kuat dengan kantuk dan capek, saya langsung tidur di kamar.
Esok pagi, Wildan kesiangan bangun. Sementara saya siap-siap masuk pagi karena harus cek anak-anak PR yang mau pameran Poster hasil pertanggungjawaban Praktik PR (baca beritanya di: www.umm.ac.id/umm-news-1783-pertanggung-jawaban-praktik-pr-lewat-poster.html). Tentu saya tidak berani membangunkannya. Pelan-pelan kuberbaring sejenak disamping Wildan. Rasanya ingin memeluknya. Posisi tidurnya lucu sekali, menjingkrung hehe. Tidak berapa lama dia bangun, kesempatan segera menciumnya. Lalu saya siap-siap ke kantor. Waktu saya berangkat, Wildan baru saja usai mandi. Kupamiti, dia salim dan cium pipi.
Seharian kemudian, saya menenggelamkan diri dengan tugas-tugas di kampus. Sore jam 16.30 pulang. Malas rasanya karena sudah tahu dari sms ayah, bila Wildan, adek, dan nenek telah kembali ke Batu pagi saat saya di kantor. Masuk rumah jam 17.15, suasana lenggang. Yah, konon Wildan minta ikut kembali ke Batu karena nenek waktu itu akan pulang sebab ada urusan mengerjakan tugas-tugas Koperasi IBU. Begitu Wildan lihat nenek siap pulang, dia segera memberesi barang-barangnya: laptop, buku, dan celana panjang. Semua dimasukkan tas dan dia siap ikut kembali ke Batu. Akhirnya adek juga ikut ke Batu karena masih liburan.
Begitulah, rasanya seperti mimpi saja Wildan pulang...tidur rumah hanya semalam. Saya kecele'. Kupikir si dia sudah mau pulang, ternyata hanya menengok rumah. Bantal dan kasur belum sepenuhnya bau dirinya......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar