Sabtu, 13 Agustus 2011

Hikmah Bulan Romadhon


Alhamdulillah, sudah 10 malam Wildan di rumah Areng-areng lagi. Tepatnya sejak nenek harus opname di rumah sakit, kamis 4 agustus 2011. Hari pertama puasa romadhon, Wildan dan nenek tidur areng2 tapi senin 1 agustus saat nenek harus pulang, Wildan ikut lagi ke Sidomulyo. Kamis usai taraweh, kami ke Sidomulyo mendapati nenek yg sedang menggigil sakit di kamar Wildan. Mereka hanya berdua. Kami panggilkan dokter, katanya hanya masuk angin. Lalu nenek dan Wildan kami bawa ke rumah Areng2 supaya mudah merawatnya. Hingga jam 23-an nenek semakin panas. Akhirnya kami bawa ke rumah sakit dan harus opname hingga Minggu. Selama itu saya nungguin nenek. Praktis Wildan harus di rumah Areng2 dengan ayah dan adiknya.

Ternyata Wildan sangat mengerti. Begitu diajak nengok nenek di rumah sakit, Wildan melihat sendiri bahwa nenek tidak mungkin pulang dengannya. Dipijitnya kaki nenek. Diperiksa selang infus. Lalu lihat tangan neneknya. Saat harus pulang bezoek, Wildan juga mau salim sama nenek. Kata ayah, di rumah Wildan juga tidak rewel. Minggu nenek pulang dari rumah sakit dan Selasa nenek pulang ke rumah Sidomulyo, Wildan juga tidak rewel diajak pulang lagi ke Areng2. Sampai saat ini. Apalagi Rabu nenek juga kembali kami jemput ke Areng2. Hari ini, Minggu 14 Agustus nenek akan pulang lagi ke Sidomulyo. Semoga Wildan tidak minta pulang ke Sdomulyo lagi.

Selama di rumah areng-2, Wildan punya kegiatan tetap: menyiram bunga di taman depan maupun di taman samping. Setiap waktu dia inginkan hehe. Sehari bisa empat kali dia menyiram bunga. Selain itu, dia dengan tertib akan cek apakah handuk adik sudah dijemur, piring2 sudah dicuci atau belum, dan selalu buka gembok pintu pagar sebelum adiknya berangkat sekolah. Lalu Wildan akan ikut saya antar adik sekolah dan dilanjutkan dengan belanja.

Rutinitas kami di bulan puasa Romadhon ini rupanya juga diamati oleh Wildan. Sudah empat hari ini Wildan ikut puasa!. Saat sahur dia ikut bangun dan makan. Lalu sepanjang hari dia tidak makan dan minum lagi hingga tiba berbuka. Mula-mula kami mengira Wildan tidak berselera dengan nasi yang kurang lembek (dia suka nasi lembek. Dan kadangkala menangis kalo nasi agak keras). Namun, saat saya sediakan juga nasi lembek..ternyata memang benar dia juga tidak tertarik. Rupanya Wildan ingin juga puasa!. Alhamdulillah.....walau kami tidak tega sebenarnya mengingat selera makannya itu luar biasa. Tapi karena itu keinginannya sendiri, kami mensyukuri betul.

Kami tersenyum geli saat menunggu adzan magrib. Wildan akan periksa apa yang terhidang. Begitu adzan tiba, sama dengan yang lain...Wildan akan ikut menyerbu hidangan takjil terlebih dahulu. Lalu dengan tergpoh-gopoh, Wildan segera mengambil nasi dan lauk pauknya. Lahap sekali makannya hingga tuntas. Tidak seperti biasa, selama puasa kalau makan dia tidak pernah nambah. Seolah memberi tahu bahwa dia makan secukupnya.

Ada peristiwa lucu pada hari keempat. Selama puasa, kami tetap menaruh kaleng biskuit di meja makan. Khawatir bila Wildan lapar di siang hari. Namun, selama dia puasa Alhamdulillah tidak tergoda mengambil biskuit tersebut. Begitupula dengan minuman, Wildan tidak minum sama sekali sepanjang hari. Padahal juga biasanya luar biasa banyak minum air putih. Nah, sabtu kemarin....sepulang dari kampus jam 12.30-an (dia dengan suka ria ikut saya ke kampus sejak jam 8 WIB), Wildan buka kaleng biskuit. Tapi dia ambil remah-remahnya saja. Saya pura-pura tidak lihat. Eh, lalu dia buka kaleng biskuit lagi. Pas nenek melihatnya. Nampak Wildan malu. Dia ambil cuma setengah potong sambil tertawa lalu lari keluar ke gazebo dan cepat-cepat memakan biskuit tersebut. Setelah itu dia puasa lagi hingga magrib tiba!.hahaha

Ya Allah...kami sangat bahagia dengan semua ini. Wildan semakin mengerti dan semakin bisa kendalikan diri. Tatapan matanya juga semakin lama. Saat dia “berkomunikasi’, selalu menatap mata orang yang diajak berkomunikasi hingga selesai “pembicaraan”. Ciri utama anak autis adalah menghindari tatap mata dengan orang lain.

Jadi teringat 3 bulan pertama intervensi dilakukan saat Wildan berusia dua tahun. Tiga bulan pertama itu, Wildan hanya diajari dan dipaksa mau kontak mata. Begitu memang metode Lovaas yang diterapkan oleh Cakra Autism Therapy Centre. Tentu saat itu begitu sulit. Wildan mengamuk. Meja dan kursi belajarnya dilempar. Dia mengompol di ruang kelas. Pelatih dilempar botol susu. Teriak. Menangis, dan membangkang luar biasa. Segala macam prompt (bantuan) juga nampak sia-sia. Baik model prompt, visual prompt, apalagi phyisic prompt...(aduh! Saat menulis ini Wildan menggelendot dibelakang pundakku, ikut membaca. Bahaya nih, jangan-jangan dia mengerti sedang kutulis hehe. Tapi lanjut saja deh karena dia senyum-senyum sambil sesekali ciumi pipiku).

Saat itu, begitu Wildan mau menatap mata pelatihnya walau hanya satu detik...sudah merupakan pencapaian luar biasa. Dua detik, tiga detik, empat detik...selalu disertai dengan reward untuknya. Tidak terbayangkan saat itu bahwa sekarang dia sudah mau kontak mata sepanjang “berkomunikasi”.

Pada proses intervensi dan eksperimen saya dengan bu Anne (teraphist), akhirnya dikemudian hari kami menemukan bahwa melatih Wildan efektif dengan metode Model Prompt. Itupula barangkali, saat ini tanpa diminta dan diajarkan, Wildan empat hari ini mau berpuasa romadhon. Dia mengamati kami sebagai model dengan rutinitas kami selama puasa ini Subhanallah.

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Subhanallah....luar biasa buat Wildan and his Mom. Frida, you're really great Mom.

Ucheng mengatakan...

Puasax smangat, wildan. . Hehe
skalian ikutan ngeblog bare ma2 ny. .
:-D

Mama Widho mengatakan...

terimakasih om Ucheng..dan tante Anik yaaa?

bibi mengatakan...

wahhh.... berarti waktu ketemu di kantor itu, wildan juga sedang puasa ya Bu?
ikut senang sama perkembangan Wildan.. :D
btw, saya suka banget ngelihat cara komunikasi nonverbal Wildan yang kmaren pas masuk ruangan suka tiba2 narik Bu Frida ke pelukannya..
kayak mesra banget gitu.. ufufufu

Mama Widho mengatakan...

Bibi@ itu cara dia merayu. Biasanya ada yg diinginkannya, maka merayu dg memeluk..hihihi..benar, saat ke kantor itu dia lg puasa. Tp pas pulang, di "curi-curi" secuil biskuit..sambil ketawa. Cuma secuwil sj..terus puasa lg.